Membangun Harmoni dalam Perbedaan
Oleh : Kelompok 4
1. Hj. Rahmi Baroroh
2. Dra. Imas Masruroh
3. Dra. Dewi Yulianti
4. Agus Supriatna
5. Gugun Gunawan
اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَ نَعُوْذُبِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّأَتِ
أَعْمَا لِنَا, مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ, وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَا بِهِ
وَمَنْ وَالَهُ. أَمّاَ بَعْدُ
فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون
Hadirin yang berbahagia,
Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah agar keimanan dan ketaqwaan kita semakin kuat dan meningkat serta mendapatkan keridlaan-Nya. Taqwa dengan sebenar-benarnya taqwa yang dapat merekatkan hubungan dengan Allah dan juga mengharmonikan hubungan dengan sesama manusia.
Allah tidak menciptakan satu warna dalam kehidupan,
justru Allah telah menciptakan beragam
warna dalam kehidupan sehingga kehidupan begitu indah dengan beragamnya warna
warni kehidupan. Begitu pun dalam
penciptaan manusia, Allah telah menciptakan manusia yang beragam warna kulit ,
suku bangsa dan bahasanya.
Keberagaman hidup yang yang penuh warna warni ini akan
menjadi harmoni yang indah jika setiap manusia bisa hidup bersama,
berdampingan, bersaudara dan menjaga persatuan dan kesatuan, karena Al Quran
telah mengajarkan bahwa perbedaan merupakan suatu keniscayaan adanya, namun
demikian keniscayaan tersebut, tidak menyebabkan
hilangnya kebersamaan, persaudaraan, kedamaian, persatuan dan kesatuan antar
sesama manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S.
Al-Hujurot ayat 13
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا
وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya :
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
Tafsir dari ayat diatas menjelaskan bahwa sesungguhnya, Allah telah
menciptakan seluruh umat manusia, berawal dari satu nasab, yaitu Adam sebagai
bapak nasabnya dan Hawa sebagai ibu nasabnya, sehingga semua manusia yang ada
di dunia saat ini sejatinya berasal dari satu nasab yang sama yaitu Adam dan
Hawa. Sebagai manusia yang memiliki ikatan nasab yang sama, maka satu sama lain
tidak boleh menghina kepada yang lainnya karena itu berarti telah menghina asal
mula nenek moyangnya yaitu Adam dan Hawa.
Kemudian Allah menjadikan keturunan Adam dan Hawa beranak pinak dan
berkembang biak sehingga menyebar ke setiap pelosok negeri dan menjadi
suku-suku dan bangsa-bangsa yang banyak dan berbeda warna kulit serta berbeda
bahasa satu sama lain, tak lain agar mereka saling mengenal, saling
berdampingan, saling memahami dan saling menghormati satu sama lain. Bukan
merasa menjadi lebih tinggi, lebih mulia bahkan lebih terhormat, karena
kedudukan yang tinggi itu bukan karena warna kulit, suku bangsa atau
bangsanya melainkan kehormatan dan
kemulian hanya dapat diraih dengan jalan ketaqwaan kepada Tuhan yaitu ketaqwaan
kepada Allah SWT, dengan menjalankan setiap perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
Hadirin yang berbahagia,
Membangun harmoni yang indah melalui keragaman ini, tentulah bukan hal yang
mudah, tak semudah membalikkan telapak
tangan. Tidak semua orang memahami anugrah perbedaan ini, tidak semua orang
juga bisa hidup di dalam lingkaran perbedaan bahkan tidak semua orang siap
menerima perbedaan ini. Inilah saatnya kita kembali kepada Al Qur’an yang telah
menjadikan perbedaan diantara sesama sebagai anugrah yang luar biasa jika bisa
disikapi dengan bijaksana. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Maidah ayat 48
وَلَوْ شَآءَ
ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ
ءَاتَىٰكُمْ ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِۚ
Artinya:
“Sekiranya Allah menghendaki,
niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Inilah hakikat dari perbedaan dan keragaman, bahwa perbedaan dan keragaman
ini adalah sebuah sunnatullah, keniscayaan yang telah dijadikan Allah
sebagai jalan untuk menguji kekuatan keimanan dan ketaqwaan setiap orang.
Perbedaan adalah ladang bagi setiap orang untuk terus berupaya mengumpulkan
amal dan kebaikan demi meraih keridhaan-Nya.